Tegas! SPMB Kota Sukabumi Kini Bebas Titipan, Sekolah Favorit Dihapus, Jam Masuk Lebih Pagi!
SUKABUMI," BERITAEKSPOS.COM – Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menegaskan bahwa proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini telah dilaksanakan secara transparan, digital, dan bebas dari praktik titipan.
SPMB tahun ajaran baru ini dibagi dalam empat jalur penerimaan, yakni: Afirmasi, Mutasi, dan Prestasi di tahap. pertama, serta Jalur Domisili di tahap kedua.
Semua tahapan dilakukan secara online melalui sistem digitalisasi, yang memungkinkan masyarakat dapat memantau secara langsung proses seleksi.
“Dengan sistem digital ini, tidak ada lagi ruang untuk titipan atau intervensi. Semua transparan dan bisa diakses publik. Kalaupun ada kesalahan, itu bisa terjadi dalam batas margin error, namun jika terbukti pelanggaran, akan ada sanksi tegas,” kata Punjul saat diwawancara, Selasa (1/7/2025).
Punjul menegaskan bahwa jika terbukti ada praktik curang atau pelanggaran prosedur dalam proses seleksi, maka siswa yang bersangkutan akan digugurkan, dan pihak penyelenggara ataupun sekolah akan dikenakan sanksi administratif.
“Kami tidak akan mentolerir pelanggaran. Siapa pun yang terbukti melanggar, baik sekolah maupun panitia, akan dikenakan sanksi. Ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap sistem penerimaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Punjul mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap sekolah. Ia menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi istilah sekolah favorit atau non-favorit.
“Semua sekolah kini berstandar sama, baik dari segi sarana prasarana, kompetensi guru, maupun kualitas pembelajaran. Pendidikan berkualitas adalah hak semua, di mana pun sekolahnya,” tegasnya.
Punjul juga mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan diri menyekolahkan anak ke sekolah yang jauh dari tempat tinggal. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang akan memberlakukan jam masuk sekolah lebih awal, yakni pukul 06.00 atau 06.30 WIB.
“Jangan sampai anak terlambat atau kelelahan karena sekolah jauh dari rumah. Kami sudah menerapkan sistem rayonisasi, pilihlah sekolah sesuai domisili. Kecuali untuk kasus tertentu seperti sekolah dekat pabrik, jadwal bisa disesuaikan,” jelasnya.
Menurutnya, digitalisasi dalam SPMB adalah bentuk reformasi layanan pendidikan yang bertujuan mendorong keadilan, pemerataan, dan efisiensi dalam proses penerimaan siswa.
“Hari ini semua sudah berubah. Paradigma pendidikan juga harus berubah. Ini bukan soal gengsi sekolah, tapi soal akses dan kualitas yang merata bagi semua,” tutup Punjul.
Penulis:Nald