Breaking News

BPP UPT Pertanian Wil VI Garut Distribusikan Jagung Hibrida Bersubsidi Guna Meningkatkan Kedaulatan Pangan




GARUT, beritaekspos.com -  
Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Pertanian UPT Wilayah VI meliputi 3 Kecamatan (Banyuresmi, Lewigoong, dan Cibatu) telah menyalurkan bantuan jagung hibrida bersubsidi pada tanggal 05 April 2022 kepada kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Banyuresmi, dan Kecamatan Lewigoong. Ucap Kepala UPT Pertanian Wil VI Endra Haryawan, STP. Senin, 30 Mei 2022


Menurut Kepala UPT pertanian wilayah VI Endra Haryawan, STP bertempat di kantor BPP UPT Pertanian Desa Sukaratu, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, mengatakan bantuan jagung yang didistribusikan kepada kelompok tani untuk Kecamatan Banyuresmi meliputi 4 Desa dari 15 Desa berjumlah 4,5 Ton. Ungkapnya

"Dimana tiap kelompok menerima bantuan benih jagung berjumlah 375 kg, sesuai kebutuhan lahan darat, luas lahan darat Desa Sukaraja 350 H, Desa Sukalaksana 192 H, Desa Bagendit 106 H, Desa Banyuresmi 56 H, dan Desa Sukarya 291 Heaktar"

Selain itu untuk Kecamatan Lewigoong menerima bantuan jagung hibrida berjumlah 975 Kg, dari 8 Desa yang mendapatkan bantuan untuk Desa Margahayu seluas 20 H, Desa Margacinta 25 H, dan Desa Dungussiku 20 Hektar. Ujarnya

Adapun mengenai pemberian jagung hibrida dari pemerintah bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan produksi untuk pakan ternak, karena hasil ubinan (perhitungan sempling) rata rata hasil produksi 1 hektar : 6,5 ton - 8 ton.

"Benih jagung bantuan pemerintah yang ditanam oleh kelompok tani diharapkan hasil akhirnya adalah pipilan jagung kering, tidak boleh dipotong dalam keadaan masih batang untuk pakan ternak sapi, sebelum dipanen, kecuali benih beli sendiri" Tandasnya

Saya berharap dengan adanya bantuan benih jagung dari pemerintah pertama mudah-mudahan dengan bantuan itu petani terbantu karena sebagian biaya untuk pembelian benih itu di supply dari pemerintah, kedua mudah-mudahan produksinya itu lebih tinggi karena yang dipakai adalah jagung hibrida yang sudah terbukti kemudian sudah diuji produktivitasnya.

Kemudian yang ketiga bantuan itu, mudah-mudahan bisa menjadi bantuan bergilir, artinya kelompok tani itu dibantu sekali dua kali sudah cukup, nanti kedepannya bantuan itu bisa digilirkan untuk kelompok tani lain. Jadi ketika ada bantuan tawaran lagi dari Pemerintah kita sudah mandiri itu yang diharapkan.

Dalam kesempatan ini Eendra menegaskan bibit yang ditanam dari pemerintah, hasilnya tidak ada pengembalian dari masyarakat, atau persentase untuk pemerintah sendiri, tidak ada Itu semuanya hibah artinya diberikan kepada masyarakat.

"Untuk di Tahun 2023 sendiri, saya harapkan mudah-mudahan normal lagi artinya bantuan yang kemarin tahun 2020-2021 adanya pengalihan untuk mengatasi pandemi Covid-19, sekarang sudah bisa dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya lagi, mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera hilang, dan bantuan itu bisa normal lagi dan mudah-mudahan semakin banyak masyarakat petani yang merasakan arti dari kehadiran Pemerintah

Mesti diketahui bersama Menurut Endra mengatakan untuk lahan darat tahun 2022 luas tanah darat mengalami penurunan sekitar 2.100 Hektare, yang sebelumnya pada Tahun 2021 berjumlah 2.130 hektare jadi hilang berkurang sekitar 30 Hektare

Sementara untuk lahan sawah pada tahun 2022 mengalami penurunan sekitar 1.100. Hektar, dibandingkan tahun 2021 memiliki luas 1.165 Hektare jadi berkurang sekitar 65 Hektar.

Adapun penurunan lahan tanah darat, maupun tanah lahan sawah yang terkompersi tersebut secara umum diakibatkan terpakai jalan, bangunan rumah, p:erumahan, dan fasilitas lain. 

Sebenarnya kalau untuk pengurangan lahan pertanian itu memang itu sudah menjadi sunatullah, memang seperti itu sebab akibatnya karena Indonesia itu sekarang sudah masuk ke era industrialisasi, jadi sesuatu yang tidak bisa dicegah sesuatu yang tidak bisa ditolak. Paparnya

"Jadi yang paling terpenting adalah bagaimana kita bisa mengerem laju konversi lahan pertanian untuk digunakan bangunan rumah, jalan raya, perumahan dan lainnya"

Kalau yang dipinggir jalan itu pasti bakalan terkonversi kesektor non pertanian tapi kalau yang untuk di dalam ya mudah-mudahan tidak terlalu besar harus konversinya, karena kalau untuk di Garut sendiri itu kan daerahnya emang daerah pertanian dan jumlah penduduknya juga lumayan cukup banyak. Ujarnya

Maka dari itu setiap lahan yang merupakan lahan pertanian itu diusahakan atau dibudidayakan oleh petani, yang mudah-mudahan nanti bisa jalan terus, supaya apa namanya swasembada jagung mudah-mudahan itu bisa tercapai. Harapnya

Kemudian termasuk juga swasembada padi (beras) itu tetap bisa dipertahankan yang mudah-mudahan stok pangan sampai 2035 itu bisa teramankan, kalaupun impor atau pun adanya kekurangan itu, tidak terlalu besar jadi intinya kedaulatan pangan itu bisa dicapai.

Jurnalis : (Beni)


 
BACA JUGA BERITA LAINNYA