Maung Bodas Menapaki Tahap Krusial Warisan Budaya Takbenda
SUKABUMI, beritaekspos,com.-
Aliran Pencak Silat Sang Maung Bodas kini berada pada fase akhir proses penetapan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Provinsi Jawa Barat. Setelah rangkaian kajian, pengumpulan data, hingga verifikasi lapangan dinyatakan selesai, keputusan resmi tinggal menunggu sidang penetapan yang dijadwalkan berlangsung pada Desember mendatang.
Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, Kyai Fajar Laksana, menilai kemajuan ini sebagai momentum penting bagi pelestarian budaya lokal. Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap regulasi kebudayaan memberi ruang besar bagi masyarakat untuk merawat warisan leluhur.
Menurutnya, pengakuan pemerintah akan memperkuat jati diri bangsa sekaligus memberi dorongan moral bagi komunitas Maung Bodas. Ia juga menyoroti meningkatnya peminat pencak silat dari luar negeri termasuk Singapura, Malaysia, Jepang, Turki, Kanada, hingga Italia yang menunjukkan besarnya perhatian internasional.
Pada 2026, Ponpes Al-Fath bahkan akan menggelar Workshop Pencak Silat Internasional yang diikuti peserta dari 10 negara, sebuah kegiatan yang diyakini akan menambah daya tarik wisata budaya serta mengangkat nama Indonesia di dunia.
Ketua IPSI sekaligus mantan Wali Kota Sukabumi, H. Mohamad Muraz, menambahkan bahwa Sang Maung Bodas merupakan satu-satunya aliran baru asal Sukabumi yang sudah diakui hingga tingkat nasional dan kini memasuki tahapan akhir penetapan.
Ia menyebut Ponpes Al-Fath memiliki sejarah erat dengan dunia persilatan dan berhasil meningkatkan jumlah serta prestasi para pesilatnya. Keunikan tekniknya juga diakui, termasuk permainan khas seperti Boles yang telah memperoleh HAKI.
Muraz menyampaikan bahwa Maung Bodas telah dikenal tidak hanya di tanah air, tetapi juga di berbagai negara melalui pengiriman pelatih ke luar negeri. Ia berharap capaian ini turut menjaga reputasi silat yang sebelumnya telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
Dari sisi pemerintah daerah, dukungan datang melalui Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Rita Handayani. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengawal ketat proses pengusulan Sang Maung Bodas sebagai WBTb.
Kegiatan talk show pun digelar untuk mengajak generasi muda khususnya pelajar mengenal nilai budaya yang terkandung dalam Maung Bodas. Rita menekankan bahwa jika lolos penetapan di tingkat provinsi.
Oleh karenanya Aliran Sang Bodas berpeluang besar diajukan menjadi WBTb nasional hingga masuk daftar UNESCO. Kiprah internasional yang sudah terbentuk menjadi pertimbangan penting dalam proses ini.
Sementara itu, Analis Nilai Budaya Tri Murwani menjelaskan bahwa tahun ini Ponpes Al-Fath mengajukan tiga karya budaya: Mapak Tamu Agung, Golopak Lepetok, serta Pencak Silat Sang Maung Bodas. Ketiganya telah melewati seluruh rangkaian kajian dan verifikasi lapangan sehingga peluangnya dinilai sangat baik.
Ia menyebut bahwa penilaian dilakukan melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah provinsi, pemerintah kota, komunitas, akademisi, serta masyarakat. Hasil akhir dari seluruh rangkaian proses ini akan ditetapkan pada sidang Desember.
Tri menilai Maung Bodas menjadi salah satu kandidat terkuat berkat praktik budaya yang masih hidup, penerimaan luas dari masyarakat, dan aktivitas internasional yang konsisten.
OIS
