Breaking News

Ponpes Al-Fath Gelar Festival Bakar Sate Terpanjang dan Penutupan Program "Lentera Hati Bintana






SUKABUMI, beritaekspos. com. 
Pondok Pesantren Modern Dzikir Al-Fath menggelar dua kegiatan besar sekaligus pada Jumat (6/6/2025), yakni Festival Sate Terpanjang dan penutupan program pembinaan "Lentera Hati Bintana". Kegiatan ini berlangsung meriah, penuh semangat, sekaligus sarat pesan kebangsaan dan spiritualitas.

Sekitar 1.000 santri yatim dan dhuafa membakar lebih dari 2.000 kantong sate secara serentak. Lingkungan pesantren pun diselimuti aroma sate dan keceriaan. KH Fajar Laksana, pimpinan Ponpes, mengatakan kegiatan ini digelar untuk memberikan kebahagiaan bagi anak-anak yang tak lagi memiliki keluarga. “Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kami,” ujarnya.




Program "Lentera Hati Bintana" sendiri merupakan inisiatif Polres Sukabumi Kota yang menggandeng Ponpes Al-Fath serta stakeholder lintas instansi, seperti Dinas Kesehatan, Pemkot dan Pemkab Sukabumi, FKUB, Forkopimda, hingga Kodim. Program ini menyasar anak-anak yang tertangkap tangan saat terlibat aksi pelanggaran hukum, mulai dari tawuran hingga aktivitas geng motor.

Selama enam hari, para peserta dibina secara intensif melalui pendekatan spiritual dan akhlak mulia. Metode yang digunakan dikenal sebagai 1D-2T-4S, yaitu Dzikir, Tadarus, Tafakur, serta pembiasaan empat ibadah, salat berjamaah dan sunah, saum Senin-Kamis, sholawat, dan sadaqah. Selain itu, mereka juga diajarkan keterampilan praktis seperti membuat tahu-tempe, jersey, sandal jepit, dan mencukur rambut.





“Tujuan kami adalah membentuk jiwa yang sadar dan siap menolong, bukan merusak. Ini bukan tempat menghukum, tapi tempat mencari hidayah,” jelas KH Fajar. Di akhir program, masing-masing peserta menerima rapor pembinaan yang disampaikan kepada orang tua dan sekolah sebagai bahan evaluasi lanjutan.

Kabagops Polres Sukabumi Kota Kompol Deden Sulaeman menegaskan bahwa peserta program bukan anak-anak nakal biasa, melainkan mereka yang tertangkap dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). “Ini beda dengan barak militer di Bandung yang pesertanya kiriman sekolah. Kalau di sini, ditangkap langsung saat melanggar hukum,” tegasnya.

Sejak pertama digelar, program ini telah melahirkan tiga angkatan dengan total 17 peserta. Meski hanya berlangsung enam hari, pembinaan dianggap efektif menyentuh sisi spiritual peserta. Bahkan, sebagian orang tua berharap program ini dibuat permanen. Namun demikian, Kompol Deden menegaskan bahwa pembinaan bukan jaminan kebal hukum. Jika peserta kembali melanggar, tetap akan diproses secara pidana.

“Kalau ketahuan bawa senjata tajam atau ikut geng motor lagi, akan kami serahkan ke Reskrim. Tidak ada kompromi,” ujar Deden. Ia juga menambahkan, keberhasilan pembinaan sangat bergantung pada dukungan orang tua dan sekolah. Jika tidak ditindaklanjuti, hasilnya akan sia-sia.

Pada momen yang sama, Polres Sukabumi Kota juga menyosialisasikan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat No. 51 Tahun 2024 tentang larangan siswa berkeliaran malam hari pukul 21.00–04.00 WIB, sebagai upaya pencegahan keterlibatan anak dalam tindak kriminal.

Sehari sebelumnya, dimeriahkan lomba Merias Domba serta penyembelihan tiga ekor sapi kurban. Salah satunya berasal dari Ketua DPP Sang Maung Bodas Provinsi DKI Jakarta, Abdul Rauf Gaffar, yang secara khusus hadir untuk berkurban di Ponpes Al-Fath.

“Saya berkurban di sini karena panggilan hati dan rasa syukur. KH Fajar sudah saya anggap seperti orang tua sendiri. Semoga silaturahmi ini terus berlanjut,” ucap Abdul Rauf.

OIS
BACA JUGA BERITA LAINNYA