Breaking News

Wakil Ketua PCNU Kota Sukabumi, H. Ismatullah: Hari Santri Bukti Eksistensi dan Cinta Tanah Air ‎



SUKABUMI, beritaekspos .com. -

Wakil Ketua I PCNU Kota Sukabumi, H. Ismatullah Fauzi, menegaskan bahwa peringatan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan bukti nyata eksistensi Nahdlatul Ulama (NU) terhadap komitmen kebangsaan dan kecintaan santri kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

‎“Sebagai santri di Kota Sukabumi, kami berterima kasih kepada pemerintah atas penetapan Hari Santri ini. Setiap tahun kami rutin memperingatinya, dan tahun ini sudah memasuki peringatan ke-10,” ujar Ismatullah saat ditemui usai upacara HSN, Rabu (22/10/2025).

‎Menurutnya, peringatan HSN tahun ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari pelatihan manajemen masjid, penentuan arah kiblat bagi masyarakat, bersih-bersih masjid, hingga apel kader. Setelah upacara, kegiatan dilanjutkan dengan napak tilas dan ziarah ke makam para masyayikh di Kota Sukabumi.



“NU juga menginstruksikan setiap pondok pesantren untuk merayakan HSN di tempat masing-masing. Hari ini hanya diikuti oleh tiga pesantren yang berdekatan dengan kantor NU, sementara kegiatan lain sudah dimulai sejak 18 Oktober,” jelasnya.

‎Ismatullah menegaskan, santri merupakan elemen penting bangsa yang diajarkan untuk mencintai, melindungi, dan berkontribusi bagi kemajuan negara. “Kami siap berkontribusi dan bahkan mengorbankan jiwa raga demi bangsa,” tuturnya.

‎Ia juga berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan keberadaan pondok pesantren yang selama ini mampu berdikari. “Pesantren bisa bertahan tanpa sokongan pihak mana pun, tapi perhatian dari pemerintah tetap dibutuhkan,” tegasnya.

‎Terkait isu negatif tentang pesantren yang dimunculkan salah satu stasiun TV nasional, Ismatullah menyatakan keprihatinannya dan menilai hal itu berpotensi memecah belah masyarakat.

‎“Di pesantren kami diajarkan akhlak, adab, dan budaya saling menghormati. Saya melihat ada agenda besar di balik pemberitaan itu. Padahal, tatakrama yang tumbuh di pesantren adalah bentuk pendidikan karakter, bukan feodalisme,” ujarnya.

OIS

BACA JUGA BERITA LAINNYA