Ayep Zaki Siapkan Pondasi Sukabumi untuk 50 Tahun ke Depan
SUKABUMI," BERITAEKSPOS.COM -
Membangun sebuah kota tak cukup hanya dengan visi lima atau sepuluh tahun. Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, dalam sebuah pernyataan yang menandai arah baru pembangunan jangka panjang di Kota Sukabumi.
Pernyataan itu ia sampaikan usai menghadiri kegiatan penerimaan siswa baru dan pelepasan 53 lulusan International Professional Institute (IPI) yang akan bekerja di Jepang, Senin (14/7/2025) di Gedung Juang 45.
Di hadapan para peserta, Ayep menggarisbawahi pentingnya kesinambungan pembangunan, baik dari sisi sumber daya manusia maupun infrastruktur.
“Jangan pernah berpikir membangun kota ini cukup hanya dalam sepuluh tahun. Yang kita bangun harus bisa dinikmati anak cucu, bahkan mereka yang hari ini belum lahir,” tuturnya.
Ayep menyoroti pentingnya pembangunan karakter masyarakat sejak dini. Ia ingin pembangunan dimulai dari hal yang paling mendasar, yakni pendidikan.
Menurutnya, pendidikan keagamaan, budaya, sosial, dan hukum harus diperkuat sejak usia kober, TK, TPA, hingga jenjang pendidikan formal lainnya. Ia bahkan menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi warga Kota Sukabumi yang tidak menamatkan SD, SMP, atau SMA.
“Kita akan dorong terus program Paket A, B, dan C. Jangan sampai ada anak-anak kita yang tertinggal pendidikannya,” katanya.
Namun, Ayep juga menegaskan bahwa program sebagus apa pun tidak akan berjalan tanpa dukungan anggaran. Ia menyebutkan bahwa perencanaan pembangunan harus disertai perhitungan keuangan yang matang.
“Program besar butuh dana besar. Kalau hanya bicara tanpa kesiapan anggaran, itu mimpi kosong,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa semua dana pembangunan dikelola secara resmi oleh BPKPD dan akan diaudit oleh BPK. Ia menegaskan bahwa anggaran tersebut bukanlah milik pribadi pejabat, tetapi milik masyarakat yang harus dikelola dengan transparan.
Salah satu program jangka panjang yang disiapkan ialah pendirian Sekolah Rakyat di kawasan Cikundul. Dari tujuh hektare lahan yang tersedia, lima hektare akan digunakan untuk pembangunan. Uniknya, seluruh pembiayaan proyek ini akan ditanggung oleh pemerintah pusat.
Wali Kota juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung arah pembangunan jangka panjang ini. Ia menyatakan akan terus merancang program yang tidak hanya menyentuh kebutuhan hari ini, tetapi juga kebutuhan masyarakat Kota Sukabumi lima puluh tahun mendatang.
Sementara itu, dari sisi ketenagakerjaan, keberangkatan 53 alumni IPI ke Jepang disambut antusias. Direktur IPI, Eko Pranajaya, menyampaikan bahwa program ini berlangsung rutin setiap bulan, dan bulan Juli serta Desember merupakan puncak keberangkatan.
Para peserta nantinya akan bekerja sebagai perawat lansia dengan penghasilan antara Rp16 juta hingga Rp25 juta per bulan.
Sebelum berangkat, para calon tenaga kerja menjalani pelatihan selama enam hingga sembilan bulan, termasuk sertifikasi dan pelatihan keterampilan sesuai standar kerja di Jepang.
Eko Pranajaya Direktur International Professional Institute (IPI) setiap bulan nya IPI memberangkatkan 5 Sampai 10 dan puncak nya pada bulan Juli dan Desember. Dan untuk bulan Juli kita juga memberangkat kan 53 orang untuk di pekerjakan di Sektor perawat Lansia dengan gajih minimal Rp 16 juta Rupiah maksimal Rp 25 juta Rupiah.
Ia menambahkan sebelum berangkat ada pelatihan bahasa Jepang dulu pelatihannya paling tercepat 6 bulan sampai dengan 9 bulan, kemudian ada pelatihan skill juga untuk bisa berbahasa Jepang dan sertifikasi, Jadi kita tidak mau berangkat kan anak tapi tidak punya skill bahasa Jepang skil di tempat kerjanya kemudian kerja di Jepang harus aman dan legal.
Setiap perjanjian kontrak kerjanya dan kontrak magangnya harus di ketahui oleh BP2 PMI jadi keselamatan kerjanya benar-benar terjamin dan untuk kontrak kerja di Jepang, menurutnya selama 5 tahun tapi setiap tahun ada evaluasi.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi, Abdul Rahman, menyebut bahwa program ini memberi dampak positif terhadap upaya menekan angka pengangguran terbuka di Kota Sukabumi yang saat ini masih berada di angka 8,34 persen.
Ia menyebut bahwa sekitar separuh dari peserta yang berangkat berasal dari Kota Sukabumi, dan seluruh proses keberangkatan telah sesuai dengan aturan resmi.
“Program ini di bawah pengawasan Disnaker, P2MI, dan Kemenlu. Jadi jika terjadi sesuatu, semuanya sudah ada jalurnya,” terangnya.
Ois