Breaking News

PDAM Kota Sukabumi butuh Dukungan: Ribuan Pelanggan Hilang, Kebocoran Air Membengkak









SUKABUMI, beritaekspos.com – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi tengah berada dalam kondisi darurat. Sejumlah persoalan krusial mencuat secara bersamaan: ribuan pelanggan berhenti berlangganan, tingkat kebocoran air melonjak tajam, dan manajemen bersiap dirombak total. Pemerintah Kota Sukabumi bersama DPRD pun menyoroti persoalan ini dengan serius.

Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Kota Sukabumi, Tia Kusumawanti Kosasih, mengungkapkan bahwa jumlah sambungan langganan (SL) terus menurun secara signifikan. Hingga akhir Desember 2024 tercatat 20.056 SL, namun per 31 Mei 2025 hanya tersisa 19.515 SL.

“Sebanyak 20 persen dari total pelanggan sekitar 4.000 SL mengalami tunggakan. Kami sudah melakukan sosialisasi mengenai hak dan kewajiban pelanggan, namun mayoritas tetap enggan membayar. Sesuai prosedur, kami terpaksa melakukan penutupan sambungan,” ujar Tia dalam konferensi pers di Kantor PDAM Tirta Bumi Wibawa, Rabu (18/6).

PDAM sendiri menargetkan peningkatan kembali jumlah pelanggan melalui program penambahan 500 SL yang didanai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui Dinas PUTR Kota Sukabumi. Program tersebut sempat tertunda akibat audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun akhirnya dapat dilanjutkan setelah berita acara serah terima ditandatangani pada 2 Juni 2025. Aktivasi pelanggan baru ini ditargetkan selesai pada akhir Juni 2025.

Namun demikian, PDAM juga menghadapi tantangan serius berupa rendahnya minat masyarakat untuk menjadi pelanggan baru. Berdasarkan hasil survei peminatan (RDS) yang dilakukan bersama PT Bhakti Air Indonesia di tujuh kecamatan, hanya 4,36 persen dari 121.751 kepala keluarga (KK) atau sekitar 5.308 KK yang menunjukkan minat.

Masalah lain yang tak kalah mengkhawatirkan adalah tingkat kehilangan air atau non-revenue water (NRW) yang terus membengkak. Di akhir tahun 2024, angka NRW berada di level 76,06 persen. Namun per Mei 2025, jumlahnya melonjak menjadi 82 persen. Data ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Sukabumi dalam wawancara dengan media online Literasimedia.com pada 17 Juni 2025.

Menurut Tia, peningkatan angka kebocoran disebabkan menurunnya konsumsi air akibat berkurangnya jumlah pelanggan. 

“Kami bersama PT Bhakti Air Indonesia telah melakukan pendampingan intensif selama tiga bulan. Hasilnya, ditemukan 70 titik kebocoran pada jaringan pipa transmisi dan distribusi,” jelasnya.

Untuk menekan angka kebocoran, PDAM telah melakukan penggantian meter air pelanggan secara bertahap dan menjalankan mutasi internal manajemen sebagai bagian dari strategi efisiensi dan perbaikan operasional.

Sorotan tajam juga diarahkan pada internal manajemen PDAM. Wali Kota Sukabumi selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) telah mewacanakan perombakan manajemen sebagai langkah tegas menyelamatkan kinerja perusahaan milik daerah ini.

PDAM menyatakan terbuka dan mendukung penuh langkah tersebut.Kami menghormati penuh keputusan Wali Kota. Ini adalah hak prerogatif beliau. Kami percaya bahwa perombakan ini akan membawa perubahan positif demi keberlangsungan layanan air bersih kepada masyarakat,” ujar Tia.

Kondisi ini menunjukkan bahwa PDAM Tirta Bumi Wibawa kini berada di titik kritis. Tanpa reformasi menyeluruh, perusahaan yang seharusnya menjadi tulang punggung pelayanan air bersih bagi warga Kota Sukabumi ini terancam kehilangan kepercayaan publik.


Reporter: Nald
BACA JUGA BERITA LAINNYA