Heri Gunawan, Mengajak Ratusan Peserta Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Berkelanjutan, Ini Amanat Suci Harus Dijaga Bersama.
SUKABUMI, beritaekspos .com.
Anggota DPR RI Komisi II, Heri Gunawan, mengajak ratusan peserta sosialisasi dan pendidikan pemilih berkelanjutan tahun 2025 untuk meresapi jiwa demokrasi itu sendiri. Ia tak hanya bicara “bagaimana” Pemilu, tapi juga “mengapa” Pemilu sangat berarti bagi masa depan bangsa.
Dalam atmosfer yang penuh semangat, Hergun sapaan karib Heri Gunawan ini memulai paparannya dengan menggarisbawahi fondasi demokrasi Indonesia: pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat, seperti yang termaktub dalam UUD 1945.
Melaui sosialisasi dan pendidikan pemilih berkelanjutan yang digelar di Hotel Horison, pada Jumat (20/06/2025) itu,
Hergun yang juga hadir sebagai narasumber menekankan bahwa ini adalah amanat suci yang harus dijaga bersama.
UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilukada, baginya, adalah instrumen untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut.
"Penyelenggaraan Pemilu harus memenuhi prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien,”
tegasnya.
Dari KPU hingga Pengawas TPS, ada lebih dari 6 juta jiwa yang berdedikasi menjaga pilar demokrasi. Ia bahkan mendorong para peserta untuk mempertimbangkan peran sebagai penyelenggara, mempersiapkan diri sejak dini untuk mengambil bagian penting ini.
Lebih lanjut, Legislator Senayan tiga periode ini mengajak para peserta melakukan kilas balik ke Pemilu Serentak 2024, bukan hanya sebagai peristiwa, melainkan sebagai sebuah narasi perjalanan bangsa.
Ia memaparkan angka partisipasi pemilih yang mencapai kisaran 81 persen, sebuah bukti semangat demokrasi yang membara. Namun, ia tak segan-segan membuka “luka” demokrasi yang terjadi, seperti kesalahan Sirekap, praktik politik uang, intimidasi, hingga surat suara tertukar yang memicu Pemungutan Suara Ulang (PSU) di ribuan TPS.
“Ini adalah cermin dari PR besar kita bersama. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa satu suara pun tidak hilang, satu hak pun tidak terampas,” kata Hergun.
Meskipun Pilkada di Sukabumi memiliki tingkat partisipasi yang berbeda (Kota Sukabumi 67,68% dan Kabupaten Sukabumi 53,40%), Hegun menyerukan pentingnya peningkatan kesadaran.
“Pelanggaran dan kecurangan seperti politik uang, ketidaknetralan aparat, dan politisasi bantuan sosial, adalah parasit demokrasi yang harus kita berantas,” ujarnya.
Ia menyoroti 310 gugatan yang masuk ke MK sebagai bukti nyata tantangan yang masih harus dihadapi. Heri Gunawan mengalihkan fokus ke masa depan, ke Pemilu 2029 dan seterusnya. Dirinya menyerukan sebuah visi: menciptakan pemilih yang cerdas.
“Pemilih cerdas itu bukan yang gampang dimobilisasi oleh politik uang, tapi yang mengetahui keunggulan, kapabilitas, dan integritas kandidatnya. Pilihan kita, keputusan kita di bilik suara, akan menentukan arah bangsa, negara, dan daerah,” jelasnya.
Ia mengakhiri paparannya dengan sebuah ajakan yakni berpartisipasi dalam Pemilu adalah salah satu bentuk cinta tanah air. Ini adalah amanat konstitusi untuk memilih pemimpin terbaik yang mampu membawa kemajuan.
Acara ini bukan hanya tentang data dan regulasi, melainkan sebuah panggilan untuk meresapi dan menghidupkan kembali semangat demokrasi di tengah masyarakat Sukabumi.
“Mari kita dorong KPU untuk terus memperbanyak sosialisasi seperti ini, agar semakin banyak terlahir pemilih yang cerdas, yang menentukan pilihannya berdasarkan objektivitas, demi kemajuan bersama,” pungkasnya.
Acara berlangsung sukses atas kerjasama Tim Rumah Aspirasi dan Inspirasi Heri Gunawan (RAI Hergun) dan KPU. Sebagai moderator dipimpin oleh Perwakilan TIM RAI Hergun, Agus Firmanasyah nampak hadir juga narasumber lainnya yakni, Mantan Ketua KPU Kabupaten Sukabumi, Fery Gustawan.
(Ois)